Menindaklanjuti surat dari Kepala BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah Nomor : 381.0/48, Tanggal 28 Januari 2023, Perihal : Pemberitahuan Hasil Tahap I dan Pelaksanaan Penilaian Tahap II Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) Kabupaten/Kota Tahun 2023 Pemerintah Kabupaten Grobogan menjadi nominasi 14 besar Pada Penilaian Tahap I. Selanjutnya, akan dilaksanakan penilaian tahap II yaitu Verifikasi dan Presentasi oleh Tim.
Dalam rapat ini di pimpin langsung oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapak Wahyu Susetijono, SH,MM), dan dihadiri oleh OPD terkait yang dilakukan oleh Tim dari Pemerintah Kabupaten Grobogan sesuai surat tersebut dilaksanakan pada Hari Jumat, 3 Februari 2023 di Hotel Novotel Semarang. Pembahasan persiapan materi Penilaian Tahap II Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) yang harus dipersiapkan adalah Video Pembukaan berisi : Profil Daerah ,Gambaran Umum Inovasi yang diusulkan ,Program unggulan daerah dalam rangka pencapaian pembangunan daerah seperti Ekonomi, Kemiskinan, Pengangguran, SDM, Ketimpangan, Pelayanan Publik, Kamtibnas, Pengelolaan Keuangan, Transparansi dan Akuntabilitas serta Permasalahan Spesifik Daerah Paparan dengan materi berisi Pencapaian Pembangunan, Proses Penyusunan Dokumen RKPD, dan Inovasi dengan Bukti dukung Stakeholder terkait perencanaan dan inovasi.
Video Inovasi yang diambil di bidang pertanian “HACKING KEDELAI” . Inovasi Hacking Kedelai Kabupaten Grobogan – PPD Tahun 2023 yang ingin dicapai adalah peningkatan Pertumbuhan Ekonomi daerah, dengan sasaran peningkatan Pertumbuhan PDRB sektor pertanian. Hacking kedelai merupakan upaya dalam mewujudkan target peningkatan produksi pangan sebesar 1,7% per tahun sebagaimana IKU Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan. Rata-rata konsumsi kedelai dalam negeri selama 5 tahun terakhir sebesar 3,2 juta ton biji kering per tahun, sedangkan produksi dalam negeri hanya mampu mencapai 677.436 ton biji kering atau 22% dari kebutuhan, sehingga 78% dari kebutuhan dipenuhi melalui impor, dimana harga kedelai impor relatif lebih rendah dibanding kedelai lokal. Pemenuhan kedelai dari kedelai impor berhubungan dengan pasokan kedelai lokal yang masih sangat kurang. Data BPS menunjukkan bahwa pada 10 tahun terakhir produksi kedelai dalam negeri cenderung terus menurun yaitu 907 ribu ton pada 2010 menjadi 424 ribu ton pada 2019. Hal ini juga terjadi di Kabupaten Grobogan dimana produksi kedelai dari tahun 2018 sebesar 41.878 ton turun di tahun 2019 sebesar 13.852 ton dan turun menjadi 10.709 ton di tahun 2020.
Ketersediaan kedelai dalam negeri yang rendah tersebut, dikarenakan beberapa faktor antara lain :
1) luas tanam yang fluktuatif bahkan cenderung menurun karena anggapan petani bahwa kondisi harga kedelai di pasaran yang tidak menentu & tidak menguntungkan;
2) mindset petani terhadap budidaya kedelai yang dianggap lebih rumit daripada tanaman pangan lain seperti padi dan jagung;
3) penerapan teknologi budidaya hingga inovasi teknik budidaya yang belum optimal;
4) persaingan penggunaan lahan dengan komoditas unggulan lain; dan
5) ketersediaan benih yang tidak konsisten.
Dari permasalahan tersebut maka Pemerintah Kabupaten Grobogan berupaya mengembangkan inovasi untuk meningkatkan produksi kedelai, sehingga pasokan kedelai di Kabupaten Grobogan dapat memenuhi konsumsi domestik dan mengurangi pasokan kedelai impor. Inovasi “Hacking Kedelai” yang diinisiasi oleh Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan dimulai pada Tahun 2020 menjadi salah satu solusi jitu untuk menangani permasalahan kedelai dalam negeri menuju swasembada kedelai dan sebagai upaya peningkatan pendapatan petani.
Hacking kedelai atau peretasan kedelai merupakan inovasi peningkatan produksi kedelai dan penyediaan pembenihan secara berkelanjutan, yang berfokus pada peretasan kondisi alam, spesifikasi lokasi, pola tanam dan mindset petani untuk dimodifikasi sehingga budidaya kedelai di Kabupaten Grobogan dapat berlangsung secara terus menerus di segala musim. Hacking kedelai ini membudidayakan kedelai di setiap musim tanam dalam satu tahun tanpa mengubah rotasi tanaman atau pola tanam yang telah turun temurun dilakukan oleh petani. Metode hacking kedelai memiliki tiga model peretasan yaitu
1) penyongsong hujan pada MT I;
2) methuk jempolan pada MT II;
3) mengejar air pada MT III; dan
4) Jabalsik. Penerapan hacking kedelai sangat fleksibel, karena dapat diterapkan pada lahan tadah hujan di Kabupaten Grobogan seluas 65.000 ha dan lahan irigasi seluas 45.000 ha.